ha Peri Zilfa kesal. Ketika melihat-lihat tamannya pagi ino, ada dua ekor ulat yang melahap dedaunan. Tanaman yang dulu rimbun dan indah, sekarang sudah nyaris gundul. Tidak seorang pun penghuni kota Fantasi memiliki taman seindah milik Zilfa. Dia menghiasinya dengan beragam kembang warna-warni. Suasana di taman selalu asri dan dan tenteram. Hingga suatu hari, dia melihat dua ekor ulat berkeliaran di tanamannya. “Hey, jangan mengacaukan tamanku.” Zilfa menghardik. “Kalian datang dari mana? Kenapa tiba-tiba muncul di sini?” “Maafkan kami.” Salah seekor ulat menjawab. “Namaku Lili dan ini saudaraku, Lala. Kami baru saja menetas, berdua tanpa orang tua. Kami tidak tahu di mana mereka." “Kami perlu makanan dan daun-daun ini cocok untuk mengisi perut,” kata Lala. “Ta...