Langsung ke konten utama

Petualangan Raja Bakteri



Raja Zelo, sang pemimpin kerajaan bakteri jahat, sedang bergembira. Dia senang karena sekarang sudah berhasil memimpin rakyatnya menuju kemakmuran. Kerja keras mereka telah memberikan hasil membanggakan.


Para bakteri kerajaan merupakan mahluk-mahluk mungil jahat dan bertugas menyebarkan penyakit. Mereka berbeda dengan bakteri baik yang justru membawa manfaat bagi manusia.  


Mahluk-mahluk jahat ini tinggal di tempat-tempat kotor. Anak yang dihinggapi bakteri biasanya akan jatuh sakit. Jika Mama sedih melihat buah hatinya terbaring lemah, sebaliknya Raja Zelo merasa senang. Kalau ada anak sakit, berarti dia berhasil memperluas kekuasaannya.  


“Lihat, itu ada yang mau beli makanan,” kata Raja Zelo pada para pengikutnya. “Datangi dia!”


Melalui udara, bakteri-bakteri beterbangan dan hinggap di jari-jari kotor, termasuk di jari anak tadi. Bocah tersebut ternyata makan tanpa mencuci tangan. Raja Zelo tersenyum. Sebentar lagi rencananya akan terwujud. 


Raja tidak perlu repot mencari tahu apa yang akan terjadi. Anak itu bernama Doni dan bermukim tepat di depan sarang para bakteri. Raja bisa mengawasi setiap hari. 


Benar saja! Beberapa hari kemudian Raja Zelo melihat Doni pergi diantar Ibunya. Wajahnya pucat dan bocah itu berjalan sambil memegangi perut. Mereka mau pergi berobat.


“Ha ... ha ... ha ... !” Raja tertawa senang. “Kita berhasil lagi!”


Suara sorakan riuh terdengar di belakang Raja. Para bakteri jahat memang suka mengganggu anak-anak yang tidak menjaga kebersihan. Kalau para bocah jatuh sakit,  mahluk-mahluk itu akan riang gembira.  



Padahal, kejadian seperti ini sebenarnya bisa dicegah. Sudah sering para Mama menasehati anak-anak agar menjaga kebersihan. Mencuci tangan sebelum makan merupakan salah satu upaya menjaga kebersihan.


Akan tetapi, bocah-bocah sering lupa kalau sudah keasyikan bermain di luar. Jika mau makan, mereka enggan mencuci tangan dulu. Perut sudah keburu berbunyi dan minta segera diisi. 


Akibatnya, ada saja yang jatuh sakit. Ketika hal itu terjadi, bakteri-bakteri puas karena tujuan mereka tercapai. Kerajaan mereka semakin meluas dan mampu menguasai banyak anak. 


Hingga suatu hari, Raja Zelo mendapat kabar buruk dari rakyatnya.


“Raja, ada seorang anak yang tidak mempan dengan kita,” kata Bubu, Kepala Pasukan Bakteri.  “Namanya Rendy. Kami sering mengganggunya, tapi dia tidak sakit.”  


“Kenapa bisa begitu?” Raja Zelo bingung. Jarang ada kejadian begini. 


“Kami juga tidak tahu. Kami sering hinggap di tubuhnya” jawab Bubu lagi  “tapi dia sehat-sehat saja.”


Raja Zelo berpikir, apa yang harus dilakukan? Ini masalah baru untuk mereka. Anak itu tak boleh membuat rencana kerajaan gagal.


“Begini, mulai sekarang saya sendiri yang akan mengamati." Akhirnya Raja mengambil keputusan penting.


Melalui udara, Raja Zelo bersama rakyat berangkat ke sekolah Rendy. Di sana, dia melihat sasarannya sedang bermain bola bersama teman-teman. Siang itu, matahari sedang bersinar terik. Tangan Rendy spontan mengusap keringat yang mengalir di dahi. 


Raja Zelo tersenyum. Ini kesempatan baik. Dia bergegas menyuruh para bakteri pergi ke tangan yang berbekas keringat. Sebentar lagi jam makan siang. Rendy pasti makan dengan tangan kotor. Dia tampak lelah dan kelaparan setelah bermain tadi.


Namun, sekali ini Raja Zelo salah. Sebelum makan, Rendy sempatkan dulu mencuci tangan sampai bersih. Kemudian, dia mengeringkan jari-jari dengan saputangan.  


Raja kesal. Lagi-lagi rencananya gagal. Rendy anak yang disiplin dan telaten. Akan tetapi, dia belum puas.  Esok akan dicoba lagi.


Pagi hari, Raja Zelo sudah menunggu kedatangan Rendy. Dia telah menemukan cara lain agar Rendy jatuh sakit. Raja tahu kalau anak itu selalu membawa bekal ke sekolah. Sekali ini rencana yang sudah disusun matang pasti berhasil. 



Raja Zelo memanggil beberapa prajurit kerajaan terbaik. Dia menyuruh mereka masuk ke bekal Rendy. Para prajurit bakteri pun menunggu sampai jam makan siang tiba. Ketika Rendy membuka kotak bekal, prajurit bakteri langsung terbang menuju makanan.


“Ha ... ha ... ha ...! Sekali ini dia pasti sakit perut,” Raja Zelo tertawa penuh kemenangan. Sekarang tinggal menghitung hari untuk melihat hasilnya.


Meskipun sudah beberapa hari Raja dan rakyat bakteri menunggu, tapi anak itu sehat-sehat saja. Setiap hari dia masuk sekolah dengan wajah segar bugar.  


Raja Zelo jadi kesal. Dia menyuruh rakyat yang paling pintar, Oni Bakteri, untuk mencari tahu penyebabnya. Beberapa hari kemudian Oni segera menyampaikan hasil penyelidikan.


“Raja, sekarang kita tahu kenapa Rendy tidak mudah jatuh sakit,” lapor Oni.


“Apa penyebabnya?” tanya Raja Zelo penasaran.


“Selain karena rajin mencuci tangan sebelum makan, ada penyebab lain yang membuat Rendy tetap sehat. Dia selalu membawa makanan dari rumah. Mama menyediakan bekal yang bersih dan sehat, seperti sayur, buah, ikan, atau ayam,” Oni menjelaskan. “Karena itu Rendy tidak mudah sakit.”


Raja Bakteri menghela napas kesal. Pantas saja Rendy tetap bugar. Anak itu selalu menjaga kebersihan dan kesehatan. Bukan hanya rajin mencuci tangan, Rendy juga cukup asupan makanan bergizi. 


Akhirnya, Raja Zelo pergi dari sekolah itu. Lebih baik mencari anak-anak lain yang malas mencuci tangan sebelum makan. Dia lebih senang mengganggu yang berkarakter demikian. 


Apalagi anak yang suka mengkonsumsi makanan kotor, Raja Zelo akan rajin mengunjunginya. Karena dengan bocah seperti ini, rencana kerajaan bakteri jahat akan berhasil.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Uang Saku untuk Olla

Sore itu, Olla berlari masuk rumah menuju dapur. Keringat deras mengalir dan membasahi dahinya, tapi wajah gadis cilik itu tetap berbinar.  Rambut gadis cilik itu awut-awutan. Namun, langkah kakinya bergegas mendatangi Mama seperti orang ketinggalan kereta. “Ma, boleh minta uang?" ujar Olla sambil mendekati Mama yang sedang sibuk menyiapkan makan malam. “Untuk apa?”  tanya Mama. “Mau beli minuman,” jawab Olla sambil menyeka keringat di dahi dengan punggung tangannya. “Tuh, banyak minuman di kulkas. Ambil saja, enggak usahlah beli di luar. Lebih hemat lagi. Lagipula, Mama sudah beri uang saku tiap pagi sebelum sekolah. Kemana semua?” Mama menjawab sambil terus memotong bawang.  Wajah Olla langsung cemberut. “Sudah habislah di sekolah. Masa Mama nggak tahu kalau aku sering ke kantin.” “ Berhematlah, La. Mama sudah sering bilang begitu. Jangan semua dihabiskan di kantin. Kalau masih ada sisanya, bisa ditabung,”  ujar Mama. Olla jadi kesal. Dia pikir, Mama kok ...

Rahasia Boneka Beruang

  Ada seorang gadis cilik bernama Adinda yang hobi mengoleksi boneka. Orang tua Adinda bahkan sampai membuatkan sebuah kamar khusus untuk menyimpan semua koleksinya. Di ruangan itu ada beragam bentuk boneka seperti Singa, Kelinci, Jerapah, Monyet, dan lain-lain. Tetapi, gadis cilik itu tidak tahu perilaku boneka-bonekanya di dalam ruangan.  Apabila malam tiba, ternyata para boneka bisa hidup dan bergerak sendiri. Namun tidak semuanya!  Hari ini, ada satu boneka yang duduk menyendiri di sudut ruangan, yaitu Beruang. Dia adalah penghuni baru yang datang beberapa hari lalu. Singa yang melihatnya duduk sendirian, langsung datang dan menyapa.  “Hai, Beruang, kenapa kamu diam saja? Tidak ikut bermain-main dengan kami?” Beruang tersenyum sambil menggeleng.  “Aku sedang malas malam ini.” “Malas? Benar, nih? Kami perhatikan sejak kedatanganmu beberapa hari lalu, kamu cuma duduk saja.” Kelinci menimpali. “Iya!”  kata Jerapah.  “Kamu sepertinya bukan ma...

Lomba Mendongeng Negeri Fantasi

"Wow!” Lala Liliput bersorak gembira membaca pengumuman di media sosial Istana Negeri Fantasi. “Ada apa?” tanya Kiki Liliput, sahabatnya yang duduk di kursi seberang.   Lala menunjukkan isi pengumuman itu. Menyambut ulang tahun Ratu Frilly, pemimpin Negeri Fantasi, akan diselenggarakan lomba menulis dongeng. Semua penduduk memang tahu kalau sang Ratu penggemar cerita fiksi itu.  Nanti akan dipilih dongeng terbaik untuk menjadi juara. Dongeng tersebut menjadi hadiah ulang tahun istimewa untuk Ratu Frilly. P emenang lomba pun mendapatkan hadiah jalan-jalan keliling negeri Fantasi. “Aku mau ikut,” kata Lala. “Hadiahnya menarik.” “Tetapi, kamu belum pernah menulis dongeng,” ujar Kiki mengingatkan. "Itu mudah saja. Aku bisa berlatih secepatnya. Yang penting tulis dongeng dan ikut dulu. Siapa tahu menang,” ucap Lala. Kemudian, dia mengambil secarik kertas dan pena, lantas mulai menulis. Setelah selesai, Kiki membaca tulisannya. Cerita Lala berkisah tentang anak perempuan yang dike...