Langsung ke konten utama

Kisah Bunga Mawar


Dari beragam tanaman yang tumbuh di halaman rumah, Mawar merupakan bunga terindah. Karena keindahannya, teman-teman bunga lain sering memuji.


“Mawar, kelopakmu sangat merona.  Cantik!  Kamu pasti bangga memilikinya,” kata Lili.


“Ah, kamu juga tidak kalah cantik, kok, Lili,” jawab Mawar merendah.


“Tapi, kamu berbeda, Mawar. Hampir semua orang mengenal bunga Mawar. Kalau kami belum tentu dikenali,” kata Anyelir.


“Kebetulan banyak saudaraku tumbuh di berbagai tempat. Jadi orang lebih mudah melihat dan mengenali kami,” Mawar tetap menjawab dengan tenang dan lembut.


Walaupun Mawar tahu bahwa dia indah dan dikagumi orang, tapi bunga tersebut tidak pongah. Oleh sebab itu, bunga-bunga lain tetap senang berteman dengannya.



Akan tetapi, hari ini terjadi sesuatu yang kurang mengenakan.  Mawar melihat bunga-bunganya mulai layu, menguning, dan kemudian gugur.  


Awalnya Mawar sedih, meskipun cuma sebentar. Dia sudah biasa melihat bunganya layu. Nanti akan bertumbuh lagi kuncup baru.


Dia pun sekaligus merapikan dedaunanku. pada sore hari, Santi si pemilik rumah, datang dengan membawa gunting tanaman.  Dia mendekati Mawar dan mengamatinya.   


“Duh, Mawarku ini terlihat berantakan. Aku harus merapikannya,”  kata Santi.


“Merapikan? Maksudnya, gimana?” tanya Mawar ketakutan.  


Tentu saja Santi tidak mendengarnya. Dia tidak paham bahasa bunga.


Wanita itu meraih dahan-dahan yang sudah layu dan langsung memotongnya. Mawar menjerit!  


Bunga-bunga lain terkejut. Mereka berteriak dan berusaha mencegah Santi.


“Santi,  stop!  Stop!”  pekik mereka beramai-ramai.  


Namun  sia-sia saja. Santi tidak mendengar suara mereka.  Dia terus memotongi dahan-dahan Mawar.


“Nah, sudah selesai sekarang,”  ujar Santi sambil membersihkan gunting tanamannya. “Bunga Mawarku akan tetap cantik.” 


“Cantik bagaimana?” tanya Dahlia kesal.  “Dahan-dahannya hampir habis begitu.”


Dia kasihan melihat Mawar yang meringis, apalagi sekarang daunnya agak gundul.




Setelah Santi pergi, Mawar cuma bisa meratapi dahan-dahannya yang sudah berhamburan di tanah. Air matanya menetes dari batang yang dipotong. 


Setelah bunga-bunganya berguguran kini, pohonnya dipangkas. Tampilannya sekarang semakin berantakan.


Teman-temannya pun cuma bisa menghiburnya.  “Mawar, sabar ya.  Sebentar juga luka-luka dahanmu pasti sembuh.”


Mawar hanya bisa mengangguk sambil mengusap air matanya. Pohon yang selama ini dibanggakan, kini kacau balau tanpa menyisakan keindahan.


Hingga beberapa minggu kemudian, Mawar merasa ada yang aneh dengan ujung dahan-dahan yang dipotong Santi.


“Mawar!”  teriak Dahlia.  “Lihat, ada sesuatu yang muncul dari bekas dahan-dahan yang dipotong kemarin.”


“Benar, Dahlia, sepertinya muncul tunas baru,” kata Mawar.


Perlahan-lahan timbul tunas muda berwarna kemerahan. Beberapa hari kemudian tunas-tunas itu menghijau dan muncullah kuncup bunga baru.


“Aku akan punya bunga-bunga baru lagi,” kata Mawar riang dan mulai melupakan kesedihannya kemarin. 


Benar saja!  Tak lama kemudian Mawar pun kembali memiliki banyak bunga indah. 


“Sekarang aku tahu,” kata Mawar. “Santi memang sengaja memotong dahan-dahanku. Sekaligus dia mau merapikan dedaunanku. Dari dahan yang dipotong, akan keluar tunas baru.


“Benar, Mawar, pohonmu sekarang tidak terlalu rimbun dan lebih rapi,” ujar Dahlia.  “Setelah dipotong bunga-bungamu lebih banyak bermunculan.  Sekarang kamu kelihatan lebih indah.”


“Mawar, dulu kamu sempat sedih karena pohonmu dipangkas.  Lihatlah, apa yang terjadi sekarang,” kata Anyelir.


“Kamu tetap bunga terindah di halaman rumah ini,”  puji Dahlia.


“Air matamu kemarin tidak jatuh dengan sia-sia, Mawar,”  sambung Lili.


Mawar tersenyum.  Andai tahu kalau hasilnya seperti ini, tentu dia tidak akan terlalu sedih kemarin. Sekarang Mawar paham, dalam setiap kesusahan dan kesedihan, ada hikmah untuk kebaikan pada masa yang akan datang.






Komentar

Postingan populer dari blog ini

Uang Saku untuk Olla

Sore itu, Olla berlari masuk rumah menuju dapur. Keringat deras mengalir dan membasahi dahinya, tapi wajah gadis cilik itu tetap berbinar.  Rambut gadis cilik itu awut-awutan. Namun, langkah kakinya bergegas mendatangi Mama seperti orang ketinggalan kereta. “Ma, boleh minta uang?" ujar Olla sambil mendekati Mama yang sedang sibuk menyiapkan makan malam. “Untuk apa?”  tanya Mama. “Mau beli minuman,” jawab Olla sambil menyeka keringat di dahi dengan punggung tangannya. “Tuh, banyak minuman di kulkas. Ambil saja, enggak usahlah beli di luar. Lebih hemat lagi. Lagipula, Mama sudah beri uang saku tiap pagi sebelum sekolah. Kemana semua?” Mama menjawab sambil terus memotong bawang.  Wajah Olla langsung cemberut. “Sudah habislah di sekolah. Masa Mama nggak tahu kalau aku sering ke kantin.” “ Berhematlah, La. Mama sudah sering bilang begitu. Jangan semua dihabiskan di kantin. Kalau masih ada sisanya, bisa ditabung,”  ujar Mama. Olla jadi kesal. Dia pikir, Mama kok ...

Rahasia Boneka Beruang

  Ada seorang gadis cilik bernama Adinda yang hobi mengoleksi boneka. Orang tua Adinda bahkan sampai membuatkan sebuah kamar khusus untuk menyimpan semua koleksinya. Di ruangan itu ada beragam bentuk boneka seperti Singa, Kelinci, Jerapah, Monyet, dan lain-lain. Tetapi, gadis cilik itu tidak tahu perilaku boneka-bonekanya di dalam ruangan.  Apabila malam tiba, ternyata para boneka bisa hidup dan bergerak sendiri. Namun tidak semuanya!  Hari ini, ada satu boneka yang duduk menyendiri di sudut ruangan, yaitu Beruang. Dia adalah penghuni baru yang datang beberapa hari lalu. Singa yang melihatnya duduk sendirian, langsung datang dan menyapa.  “Hai, Beruang, kenapa kamu diam saja? Tidak ikut bermain-main dengan kami?” Beruang tersenyum sambil menggeleng.  “Aku sedang malas malam ini.” “Malas? Benar, nih? Kami perhatikan sejak kedatanganmu beberapa hari lalu, kamu cuma duduk saja.” Kelinci menimpali. “Iya!”  kata Jerapah.  “Kamu sepertinya bukan ma...

Lomba Mendongeng Negeri Fantasi

"Wow!” Lala Liliput bersorak gembira membaca pengumuman di media sosial Istana Negeri Fantasi. “Ada apa?” tanya Kiki Liliput, sahabatnya yang duduk di kursi seberang.   Lala menunjukkan isi pengumuman itu. Menyambut ulang tahun Ratu Frilly, pemimpin Negeri Fantasi, akan diselenggarakan lomba menulis dongeng. Semua penduduk memang tahu kalau sang Ratu penggemar cerita fiksi itu.  Nanti akan dipilih dongeng terbaik untuk menjadi juara. Dongeng tersebut menjadi hadiah ulang tahun istimewa untuk Ratu Frilly. P emenang lomba pun mendapatkan hadiah jalan-jalan keliling negeri Fantasi. “Aku mau ikut,” kata Lala. “Hadiahnya menarik.” “Tetapi, kamu belum pernah menulis dongeng,” ujar Kiki mengingatkan. "Itu mudah saja. Aku bisa berlatih secepatnya. Yang penting tulis dongeng dan ikut dulu. Siapa tahu menang,” ucap Lala. Kemudian, dia mengambil secarik kertas dan pena, lantas mulai menulis. Setelah selesai, Kiki membaca tulisannya. Cerita Lala berkisah tentang anak perempuan yang dike...