Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari April, 2024

Obat Tidur untuk Pangeran

  Istana Kerajaan Lolipop gempar!  Raja dan Permaisuri bingung, begitu pula dengan seisi istana.  Sudah beberapa hari ini Pangeran Bonni, Putera Mahkota, tidak bisa tidur. Segala upaya telah dilakukan termasuk memanggil semua tabib terkenal, tapi belum menunjukkan hasil.  Penghuni istana khawatir.  Apalagi ketika tabib mengatakan jika pangeran tetap melek, maka dia bisa jatuh sakit. Daya tahan tubuhnya akan melemah dan mudah diserang penyakit. Sebaiknya, segera temukan obat tidur mujarab agar pangeran bisa tidur. Akhirnya, Raja mengadakan sayembara untuk mengatasi masalah ini.  Sang pemenang akan mendapat hadiah yang banyak. Berduyun-duyunlah penduduk kerajaan mengikutinya. Beragam cara mereka coba untuk membuat pangeran terlelap.  Ada yang membawa bermacam-macam obat ke istana, memutar musik-musik lembut, hingga membacakan dongeng pengantar tidur. Tetapi, tidak ada yang berhasil. Raja mulai putus asa memikirkan nasib puteranya.  Sementara itu di ...

Kue Coklat Bu Wury

Lola Kurcaci  ingin menyantap kue buatan Bu Wury Peri. Tetapi, dia bingung karena uang yang diberi Mama tidak cukup untuk membeli kue mahal itu.  Dia takut jika menawar harganya. Bu Wury suka memarahi anak-anak kurcaci, seperti Lola, kalau mendekati rumahnya.  Entah mengapa, Lola tidak tahu. Sudah banyak temannya yang bermain  di depan rumah Bu Wury dan langsung disuruh pergi. Semua anak kurcaci menjadi ketakutan. Akibatnya sekarang tidak ada lagi yang berani mendekati rumah itu.   Namun, Lola benar-benar ingin menikmati kue coklat yang terkenal lezatan. Dia sedang berpikir dan mencari akal, bagaimana cara mendapatkan kue tersebut. Sambil terus memikirkan caranya, dia berjalan ke rumah Bu Wury.  Kebetulan saat itu rumah Bu Wury sedang sepi. Mungkin Bu Wury sedang pergi. Lola melintas di rumahnya sambil mengamati halaman depan. Dia melihat sapu lidi bersandar di pagar. Lola tersenyum karena muncul ide dibenaknya. Dia bergegas mengambil sapu lidi itu...

Kupu-kupu dalam Stoples

Siang ini matahari bersinar terik, tapi Roni pulang sekolah sambil bersiul. Keringat yang mengucur membasahi dahi tidak memudarkan semangatnya. Langkah kakinya pun bergegas karena dia ingin segera tiba di rumah. Sekarang di tangan Roni ada stoples kaca berisi kupu-kupu pemberian dari Benny, teman sekelas. Benny menangkap serangga tersebut di taman bunga kemarin. Melihat kupu-kupu itu Roni melonjak riang. Sahabatnya tahu saja kegemarannya. Sayap kupu-kupu tersebut bercorak merah hitam. Tubuhnya berwarna abu-abu. Dia terbang bolak balik mengelilingi stoples mencari jalan keluar. Tentu saja sia-sia karena stoples sudah tertutup rapat. Hanya bagian penutupnya yang dilubangi sedikit, agar serangga itu tetap dapat bernapas. "Terima kasih, Ben, kupu-kupu ini bagus sekali,” kata Roni pada Benny tadi saat masih di sekolah. “Tapi, tolong jangan pernah cerita pada Mamaku.” “Memangnya kenapa?” tanya Benny. "Mama marah kalau aku menangkap kupu-kupu dan mengurungnya di stoples,” jawab Ron...

Sarang Laba-laba untuk Lobi

Lobi Laba-laba menghela napas dengan mata berkaca-kaca. Dia memandang sekeliling dengan pandangan nanar. Langit-langit loteng rumah ini sudah penuh dengan sarang laba-laba. Tidak ada tersisa sedikitpun ruang kosong untuknya.   Lobi menyesali dirinya yang selalu terlambat dan menunda-nunda membuat sarang. Akibatnya, s ekarang dia harus berkeliling rumah-rumah untuk mencari lokasi baru.  Padahal, sudah banyak loteng rumah yang dijelajahinya, tapi belum ketemu tempat yang cocok. Laba-laba mungil itu beranjak meninggalkan loteng. Musim hujan begini, serangga seperti mereka harus tekun mencari tempat tinggal baru. Kalau bukan musim penghujan, biasanya laba-laba membuat sarang di antara pepohonan. Tetapi, sekarang air hujan mengganggu pemukiman mereka.  Sebenarnya, Lobi justru lebih senang bermukim di pepohonan. Di sana udara lebih sejuk karena ada hembusan angin di antara dedaunan. Di tempat tersebut, dia pun bisa melihat pemandangan kehijauan yang menyejukkan mata. Tetap...