Langsung ke konten utama

Obat Tidur untuk Pangeran

 



Istana Kerajaan Lolipop gempar!  Raja dan Permaisuri bingung, begitu pula dengan seisi istana.  Sudah beberapa hari ini Pangeran Bonni, Putera Mahkota, tidak bisa tidur. Segala upaya telah dilakukan termasuk memanggil semua tabib terkenal, tapi belum menunjukkan hasil. 


Penghuni istana khawatir.  Apalagi ketika tabib mengatakan jika pangeran tetap melek, maka dia bisa jatuh sakit. Daya tahan tubuhnya akan melemah dan mudah diserang penyakit. Sebaiknya, segera temukan obat tidur mujarab agar pangeran bisa tidur.


Akhirnya, Raja mengadakan sayembara untuk mengatasi masalah ini.  Sang pemenang akan mendapat hadiah yang banyak. Berduyun-duyunlah penduduk kerajaan mengikutinya. Beragam cara mereka coba untuk membuat pangeran terlelap. 


Ada yang membawa bermacam-macam obat ke istana, memutar musik-musik lembut, hingga membacakan dongeng pengantar tidur. Tetapi, tidak ada yang berhasil. Raja mulai putus asa memikirkan nasib puteranya. 




Sementara itu di sebuah desa, Pak Basir seorang petani sederhana, mendengar tentang sayembara itu. Dia pun ingin mengikuti, apalagi ketika mendengar belum muncul pemenangnya.  


"Bapak tidak salah, nih?" tanya istrinya.  "Kita cuma punya tanah pertanian dan sebuah kolam ikan yang dipenuhi bunga-bunga teratai. Bagaimana caranya kita mengikuti sayembara itu?”


"Aku ada ide, Bu. Kita akan mengikuti sayembara itu hanya dengan apa yang kita miliki di sini," jawab Pak Basir.

"Maksud Bapak?" tanya istri yang semakin bingung. 


"Ibu tidak tahu kalau di rumah ini kita memiliki obat tidur yang dibutuhkan Pangeran Bonni?" jawab suaminya sambil tersenyum. 

Istrinya menjadi penasaran. "Dimana, Pak? Kok Ibu tidak tahu."




"Kita lihat saja nanti,”  kata Pak Basir seraya beranjak ke luar rumah.


Pak Basir pun segera pergi menghadap Raja di istana. "Yang Mulia, saya ingin mengikuti sayembara itu. Saya akan sampaikan cara yang diketahui untuk membuat Pangeran Bonni bisa tidur nyenyak."


"Cara apa itu?" tanya Raja.

"Bawalah Pangeran Bonni ke rumah Hamba untuk menginap pada hari hujan. Hanya itu syarat, Yang Mulia," ujar Pak Basir. 


"Memangnya jenis obat apa yang akan kamu mau berikan untuk puteraku? Apa tidak bisa dibawa ke mari?” tanya Raja. 


"Obat itu tidak dapat dibawa ke mari karena ukuran besar. Pangeran Bonni yang harus datang ke rumah kami,"  saran Pak Bonni.


"Harus pas hujan?" Raja pun semakin tertarik. 


"Benar, Yang Mulia, apalagi sekarang musim penghujan." Pak Basir meyakinkan Raja.



Raja ingin tahu dengan permintaan unik itu.  Permintaan Pak Basir pun dipenuhi. Pangeran Bonni beserta pengawal-pengawalnya dikirim untuk menginap di rumah Pak Basir.

Keluarga Pak Basir menyambut Pangeran dan para pengawalnya dengan baik. Mereka menyediakan tempat beristirahat yang nyaman untuk semua tamunya. 


"Kapan obat tidurnya datang, Pak?" tanya Pangeran Bonni.

"Kita tunggu hujan turun. Setelah hujan berhenti baru obat tidurnya datang," jawab Pak Basir.


Beruntung menjelang malam hujan turun deras di rumah Pak Basir.  Udara di tanah pertanian yang dipenuhi pepohonan mulai dingin menusuk hingga tulang. Semakin lama hujan turun, maka semakin dingin suhunya.


Tak lama kemudian hujan pun berhenti.  Semua orang menunggu-nunggu apa yang akan dilakukan Pak Basir. Mereka penasaran ingin melihat obat tidur yang ditawarkannya. 

Tiba-tiba. Kwoook!  Kwoook!

Terdengar suara kodok bernyanyi sehabis hujan.  Rupanya kolam ikan di depan rumah Pak Basir itu tidak hanya dipenuhi oleh ikan-ikan dan bunga teratai, tetapi juga sekumpulan kodok. Di atas daun teratainya banyak kodok berkumpul dan bernyanyi sehabis hujan.


"Suara apa itu, Pak?" tanya Pangeran Bonni kaget.

"Suara kodok-kodok yang bernyanyi setelah hujan reda, Pangeran.  Itulah suara alam yang selalu mengantar kami tidur.  Orang bilang suaranya bisa membuat kita pulas," jawab Pak Bonni sambil tersenyum. 


"Indah sekali,"  jawab Pangeran. "Aku akan meminta Ayahanda untuk membuat satu kolam yang penuh kodok di taman istana."





Pangeran mendengarkan suara kodok itu dengan penuh perhatian.  Di istana tidak ada suara-suara seperti itu. Dia mendengarnya sambil berlindung dari balik selimut yang hangat, apalagi udara dingin semakin menusuk.


Kemudian Pangeran Bonni meminta salah seorang pengawalnya membuat segelas susu hangat. Sayang, susu itu tidak dapat diminum malam itu.  Pangeran Bonni sudah keburu tertidur ketika pengawal datang mengantar susunya. Udara dingin dan suara nyanyian kodok membuat Pangeran terlelap.


Sekarang sudah bisa ditebak siapa pemenang sayembara tersebut. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Uang Saku untuk Olla

Sore itu, Olla berlari masuk rumah menuju dapur. Keringat deras mengalir dan membasahi dahinya, tapi wajah gadis cilik itu tetap berbinar.  Rambut gadis cilik itu awut-awutan. Namun, langkah kakinya bergegas mendatangi Mama seperti orang ketinggalan kereta. “Ma, boleh minta uang?" ujar Olla sambil mendekati Mama yang sedang sibuk menyiapkan makan malam. “Untuk apa?”  tanya Mama. “Mau beli minuman,” jawab Olla sambil menyeka keringat di dahi dengan punggung tangannya. “Tuh, banyak minuman di kulkas. Ambil saja, enggak usahlah beli di luar. Lebih hemat lagi. Lagipula, Mama sudah beri uang saku tiap pagi sebelum sekolah. Kemana semua?” Mama menjawab sambil terus memotong bawang.  Wajah Olla langsung cemberut. “Sudah habislah di sekolah. Masa Mama nggak tahu kalau aku sering ke kantin.” “ Berhematlah, La. Mama sudah sering bilang begitu. Jangan semua dihabiskan di kantin. Kalau masih ada sisanya, bisa ditabung,”  ujar Mama. Olla jadi kesal. Dia pikir, Mama kok ...

Rahasia Boneka Beruang

  Ada seorang gadis cilik bernama Adinda yang hobi mengoleksi boneka. Orang tua Adinda bahkan sampai membuatkan sebuah kamar khusus untuk menyimpan semua koleksinya. Di ruangan itu ada beragam bentuk boneka seperti Singa, Kelinci, Jerapah, Monyet, dan lain-lain. Tetapi, gadis cilik itu tidak tahu perilaku boneka-bonekanya di dalam ruangan.  Apabila malam tiba, ternyata para boneka bisa hidup dan bergerak sendiri. Namun tidak semuanya!  Hari ini, ada satu boneka yang duduk menyendiri di sudut ruangan, yaitu Beruang. Dia adalah penghuni baru yang datang beberapa hari lalu. Singa yang melihatnya duduk sendirian, langsung datang dan menyapa.  “Hai, Beruang, kenapa kamu diam saja? Tidak ikut bermain-main dengan kami?” Beruang tersenyum sambil menggeleng.  “Aku sedang malas malam ini.” “Malas? Benar, nih? Kami perhatikan sejak kedatanganmu beberapa hari lalu, kamu cuma duduk saja.” Kelinci menimpali. “Iya!”  kata Jerapah.  “Kamu sepertinya bukan ma...

Lomba Mendongeng Negeri Fantasi

"Wow!” Lala Liliput bersorak gembira membaca pengumuman di media sosial Istana Negeri Fantasi. “Ada apa?” tanya Kiki Liliput, sahabatnya yang duduk di kursi seberang.   Lala menunjukkan isi pengumuman itu. Menyambut ulang tahun Ratu Frilly, pemimpin Negeri Fantasi, akan diselenggarakan lomba menulis dongeng. Semua penduduk memang tahu kalau sang Ratu penggemar cerita fiksi itu.  Nanti akan dipilih dongeng terbaik untuk menjadi juara. Dongeng tersebut menjadi hadiah ulang tahun istimewa untuk Ratu Frilly. P emenang lomba pun mendapatkan hadiah jalan-jalan keliling negeri Fantasi. “Aku mau ikut,” kata Lala. “Hadiahnya menarik.” “Tetapi, kamu belum pernah menulis dongeng,” ujar Kiki mengingatkan. "Itu mudah saja. Aku bisa berlatih secepatnya. Yang penting tulis dongeng dan ikut dulu. Siapa tahu menang,” ucap Lala. Kemudian, dia mengambil secarik kertas dan pena, lantas mulai menulis. Setelah selesai, Kiki membaca tulisannya. Cerita Lala berkisah tentang anak perempuan yang dike...