Langsung ke konten utama

Postingan

Pohon Jeruk Istimewa

Kobi, si pohon jeruk, tumbuh subur dan rimbun di taman negeri liliput. Ada banyak pohon di sana, seperti jambu dan mangga. Buah-buah mereka sering dipetik penduduk setempat. Para liliput suka makan buah-buahan karena bagus untuk kesehatan.   Namun, dari sekian banyak pohon, ada yang membedakan Kobi dari tanaman lain.   Cuma dia satu-satunya pohon jeruk yang tumbuh di sana.   Sementara, pohon buah lain ada beberapa batang.   Jangan heran, Kobi yang menyebabkannya dan dia punya alasan sendiri.   Setiap sore, Mino si liliput petani buah, datang ke taman.   Dia mengutip buah-buah yang sudah matang dari pohon. Buah tersebut akan diolah menjadi minuman. Bijinya ditanam kembali.   Mino menyiram biji-bijian dengan bubuk ajaib yang hanya dimiliki liliput petani buah. Tujuannya agar kelak bibit tersebut tumbuh menjadi pohon subur.   Sore ini, Mino kembali datang ke taman. Ketika dia lewat di depan Kobi, terlihat sebutir jeruk ranum tergeletak ...

Balas Budi Becky Pipit

  Becky, si burung pipit, terbang mengelilingi sarangnya yang berisi tiga butir telur. Dia sedang mencari makan. Sejak selesai membangun sarang kemarin, Becky belum menyantap sedikitpun makanan. Tiba-tiba dia mendengar keriuhan suara ayam dari kejauhan. Becky segera terbang mencari sumber suara tersebut. Tidak sulit menemukannya karena keriuhan itu menembus udara pagi nan sejuk.   Tak lama kemudian, dia melihat kandang ayam yang terletak persis di halaman belakang sebuah rumah. Lahannya luas dinaungi pepohonan teduh.  Para ayam berkeliaran sambil berceloteh. Mereka berkumpul sembari menyantap dedak yang ditaruh dalam wadah makanan. Becky juga menyukai dedak. Dia segera mendarat di tanah dan mendekati kumpulan ayam. Semua menoleh ketika Becky mendekat. "Hai, kamu siapa?  Aku baru lihat sekarang."  Seekor ayam menyapa ramah. "Aku Becky, si burung pipit, kalau kamu?" "Aku Burik." Satu per satu dari kumpulan ayam itu memperkenalkan diri. Mereka senang menyambu...

Teman Bermain Robby Kelinci

  Pagi ini matahari bersinar cerah setelah kemarin hujan deras. Robby Kelinci bermain riang di halaman rumahnya pada daerah perbukitan. Akhir pekan yang menyenangkan, apalagi sekarang dia jarang bermain di luar karena musim penghujan. “Ma, boleh ke rumah teman-temanku di kaki bukit?”   tanya Robby dengan mata berbinar.   “Aku sudah lama ingin bermain bersama mereka. Selama ini tidak bisa karena terhalang hujan.”   “Boleh, tapi pulanglah sebelum waktu makan siang,” Mama Kelinci mengingatkan.   “Beres, Ma. Aku akan pulang tepat waktu.” Robby melonjak gembira.   Di bawah sinar matahari yang hangat, si kelinci berjalan riang ke rumah Chippy si Tupai. Sampai di sana dia melihat Chippy sibuk bolak-balik membawa makanan.   “Chippy, ayolah kita pergi bermain. Udara sangat cerah,”   ajak Robby.   “Maaf, Robby, hari ini aku tidak bisa,”   jawab Chippy.   “Kenapa?”   tanya Robby heran.   “Hari cerah begi...

Ketika Gunung Mounty Terbatuk-batuk

Orenji, si pohon jeruk sedang bersedih. Wajahnya murung. Dedaunan di dahannya merunduk seperti ikut merasa gundah gulana. Udara sejuk di kaki pegunungan tak mampu menepis raut muram. Senyum ceria yang biasa terukir, sekarang lenyap.   Kedua sahabatnya, Mounty si gunung hijau, dan Kloudi si awan putih, memperhatikan kegalauan Orenji. Setiap hari mereka sering berbagi cerita dan pengalaman.   Canda tawa ketiga sahabat ini kerap membuat suasana pegunungan meriah.  Namun, sekarang berbeda. Lembah itu sunyi dan lengang karena Orenji bungkam dengan air muka murung.   “Hai, kami belum mendengar sapaanmu pagi ini.”   Kloudi memandang si pohon jeruk penasaran. “Kok, diam saja?”   “Aku agak cemas sekarang.”   Orenji menunduk.   “Kenapa?”   Mounty khawatir.   “Kami para pohon jeruk mulai bingung.”   Orenji menghela napas sambil memandangi daun-daunnya. “Tanah tempat kami tumbuh selama bertahun-tahun sudah tidak subur. ...

Misteri Teman Baru Peri Zilfa

ha Peri Zilfa kesal. Ketika melihat-lihat tamannya pagi ino, ada dua ekor ulat yang melahap  dedaunan.   Tanaman yang dulu rimbun dan indah, sekarang sudah nyaris gundul. Tidak seorang pun penghuni kota Fantasi memiliki taman seindah milik Zilfa. Dia menghiasinya dengan beragam kembang warna-warni.  Suasana di taman selalu asri dan dan tenteram. Hingga suatu hari, dia melihat dua ekor ulat berkeliaran di tanamannya.    “Hey, jangan mengacaukan tamanku.”  Zilfa menghardik.  “Kalian datang dari mana?  Kenapa tiba-tiba muncul di sini?”              “Maafkan kami.”   Salah seekor ulat menjawab. “Namaku Lili dan ini saudaraku, Lala.   Kami baru saja menetas, berdua tanpa orang tua.  Kami tidak tahu di mana mereka."              “Kami perlu makanan dan daun-daun ini cocok untuk mengisi perut,”   kata Lala. “Ta...