Langsung ke konten utama

Postingan

Teman Baru dari Berastagi

Mareta  menatap tablet di depannya dengan wajah cemberut. Tadi pagi, keluarganya baru tiba dari Jakarta ke Berastagi, Sumatera Utara. Udara kota kecil ini begitu sejuk, apalagi lokasinya dekat dengan pegunungan. Selain sejuk, tempat ini pun indah sekali. Namun, kesejukannya tidak mampu menutupi hati yang sedang gundah. Niat berlibur sekaligus menghadiri pernikahan Tante Nirma, nyaris punah karena tugas sekolah tetap didahulukan. “Mama akan ajak kamu ke jalan-jalan kalau pe-er sudah selesai,” ujar Mama. “Bu Tati sudah berbaik hati mau mengirimkan bahan pelajaran melalui email. Jadi kamu enggak bakalan ketinggalan pelajaran, termasuk pe-er yang harus dikerjakan.” . Mareta langsung termangu mendengar ucapan Mama. Jalan-jalan di daerah ini unik, berbeda dengan kota besar. Di sini terbentang luas lahan pertanian. Mareta ingin mengunjungi kebun sayur dan buah dekat rumah.  Kota Berastagi merupakan kota kecil yang menjadi pemasok buah dan sayur-mayur ke berbagai daerah Sumatera Utara...

Petualangan Sekelompok Air Hujan

  Lili dan teman-teman melompat riang turun ke bumi. Mereka adalah sekelompok titik-titik air hujan yang sedang mengguyur desa Sekarsari.  Sebelum turun ke tanah, mereka  berkumpul membentuk awan. Saat awan penuh dan berubah menjadi gelap, berarti air hujan siap dicurahkan. Penduduk desa menyambut hujan dengan sukacita.  Selama tidak berlebihan,  hujan memberi kesuburan untuk bertani. Di lahan pedesaan, air kemudian merembes membasahi tanah.   Esok hari ketika matahari bersinar,  Lili dan kawan-kawan akan menguap kembali menjadi awan. Kelak, awan itu mencurahkan hujan lagi ke bumi.  "Teman-teman,  apa kalian tidak bosan kalau kita terus-menerus turun di desa Sekarsari?" tanya Lili pada kawan-kawannya.  "Maksudmu apa?" Mumu, salah satu teman Lili, balik bertanya.  "Selama ini, hanya manusia yang bisa bepergian ke mana pun mereka mau. Kenapa kita tidak ikut bepergian? Menurunkan hujan di tempat lain, misalnya," Lili menjelaskan....

Koky, Ikan Mas dari Telaga Hutan

  Koky adalah seekor anak ikan mas yang tinggal dalam telaga di tengah hutan. Badannya lebih mungil dari teman-temannya. Gerakannya di air agak lamban.  Tenaga Koky pun tidak setangguh ikan lain.  Kalau ada perlombaan renang, dia tidak pernah menang.  Karena itu Koky minder dan lebih suka menyendiri. Setiap hari dia cuma berenang di depan rumahnya. Dari kejauhan, Koky sering memandangi teman-temannya yang bermain. Hanya pada Ibunya dia mau bercerita tentang keinginannya. “Sebenarnya aku ingin bermain dengan ikan-ikan lain, Bu,”  kata Koky.  “Tapi, aku  sering kalah cepat kalau berenang beramai-ramai. Mereka sudah melesat jauh dan aku pun ketinggalan dari rombongan.” “Mintalah supaya mereka jangan terlalu cepat berenang,” saran Ibunya. "Agar kalian bisa beriringan." Koky menggeleng. “Mereka belum  tentu mau.  Aku saja yang  lamban.” Ibunya selalu membujuk agar Koky mau bergabung, tapi dia selalu menolak. Karena Koky enggan bermain dengan ...

Jangkrik dan Keluarga Kecoak

  Sore itu Lofi Jangkrik sedang duduk bersantai di dedaunan. Matahari bersinar redup menuju senja, ketika dia melihat Riri Kecoak berjalan tergesa-gesa. Sepasang mata Riri menatap lurus ke depan. “Mau ke mana, Ri?” tanya Lofi pada sahabatnya. “Kok, terburu-buru sampai lupa menyapaku.” Ditegur demikian, Riri menoleh kaget. “Maaf, aku memang tak melihatmu. Aku memang terburu-buru karena keluargaku mau pindahan.” “Ke mana?" Riri menunjuk  rumah hijau mungil berhalaman luas. Beberapa anak sedang bermain-main di sana. Banyak pepohonan dan bunga tumbuh di depannya. Dedaunan tetumbuhan tersebut meneduhkan pekarangan.  “Tapi, rumah itu ada penghuninya.” Lofi mengingatkan. “Hati-hati, banyak orang kurang suka dengan serangga seperti kita.”  “Tenang saja. Kami tidak tinggal dalam ruang keluarga, tapi di gudang,” ujar Riri. “Ruangannya kotor dan lembab karena jarang dibersihkan. Kecoak senang tinggal di tempat seperti itu.” “Apa enggak ada tempat lain?" Lofi tetap menyarankan R...